Blogger Widgets

Minggu, 28 April 2013

Behaviour Therapy

Pengertian dan Sejarah

         Behaviour therapy atau terapi perilaku secara formal didefinisikan sebagai penggunaan prinsip dan paradigma belajar yang ditetapkan secara eksperimental untuk mengatasi perilaku tidak adaptif (Wolpe, 1982). dalam prakteknya, apa yang lazim untuk semua terapi perilaku adalah penekanan pada analisis perilaku untuk menguji secara sistematik hipotesis atas mana terapi didasarkan. Terapi perilaku adalah suatu bentuk terapi yang mengaplikasikan prinsip-prinsip dari kondisioning dan kondisioning operant untuk membantu orang-orang dalam mengubah perilaku merusak diri sendiri atau perilaku problematis.
        Asal terapi perilaku adalah bermula pada tahun 1950-an dan 1960-an, berakar dalam kerja psikolog eksprimental dan berasal dari teori belajar, dan mewakili suatu penyimpangan radikal dari tinjauan psikoanalitik pada saat itu. terapi perilaku yang dikembangkan pada beberapa medan secara independen dan serentak. pertama, Joseph Wolpe pada tahun 1958 menggunakan teknik pavlovian klasik untuk menimbulkan neurosa secara eksperimental pada kucing. kemudian ia mengembangkan suatu metode untuk menyembuhkan neurosis. metode ini menjadi prototive desentisasi sistematik, suatu tekhnik dengan penerapan yang luas dalam psikiatri untuk menghilangkan ansietas maladaptif. kedia B.F Skinner mengggunakan prinsip pengkondisian operan yang ditetapkan pada hewan, dan ia menerapkannya pada manusia menjadikan terkenalnya praktek pendukungan kembali untuk mengubah perilaku. akhirnya H.K. Eyesencl dam M.B Shapiro menggunakan teori belajar modern dan memberikan penekanan pada pasien secara perseorangan, dengan semikian menggunakan paradigma kasus-tungga

Teknik behaviour Therapy

        Teknik terapi perilaku dilakukan melalui pembentukan kembali perilaku individu. teknik pemberian imbalan untuk perilaku tertentu. misalnya, individu yang berada dalam situasi terapi formal (rawat inap atau rawat jalan) akan berupaya memperoleh imbalan yang diinginkan dengan memperlihatkan cara berpakaian yang baik dan menghadiri program yang dijadwalkan setiap hari. pemodelan perilaku dapat dilakukan oleh anggopta staff, misalnya, memperlihatkan ketidak setujuan terhadap orang lain dengan cara yang dapat diterima secara sosial tanpoa menjadi tersinggung.

Tujuan

         Tujuan umum terapi tingkah laku adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar. Dasar alasannya ialah bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari (learned), termasuk tingkah laku yang maladaptif. Jika tingkah laku neurotik learned, maka ia bisa unlearned (dihapus dari ingatan), dan tingkah laku yang lebih efektif bisa diperoleh. Terapi tingkah laku pada hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan pemberian pengalaman-pengalaman belajar yang di dalamnya terdapat respons-respons yang layak, namun belum dipelajari.
        Teknik perilaku fokusnya adalah untuk mengoreksi pola-pola intrusive (muncul kembalinya pengalaman traumatis yang dialami) dengan mengajarkan teknik rileksasi dan melatih proses mental yang diperlukan.


Referensi :
Penerbit bagian psikiatri UCLA..(1995)  buku saku psikiatri. jakarta: Penerbit buku EGC
Videbeck, S.L. (2001). buku ajar keperawatan jiwa. amerika: Lapincott willian & wilskins.Inc.USA.

Sabtu, 20 April 2013

Rational Emotive Therapy

Pengertian

    Albert Ellis terkenal sebagai pemikir dan pencetus rasional emotif terapi, sebuah bentuk terapi yang populer dan banyak digunakan dalam proses konseling saat ini.
   
    Terapi rasional emotif pertama kali disebut terapi rasional untuk menekankan aspek kognitif dal filosopik (RET) dari terapi ini, termasuk keyakinan Ellis bahwa jika seseorang mempertahankan pandangan hidup yang waras mengenai kehidupan, gangguan emosional jarang terjadi. kata emotif ditambahkan untuk menekankan komponen evokatif dan perilaku (termasuk desensitisasi in vivo, penetapan pekerjaan rumah, dan konfrontasi langsung) dan untuk membedakan terapi ini dari lainnya yang pasif (seperti analisi klasik dan terapi rogerian berpusat pada klien)

     Psikoterapi Rasional-Enotif adalah suatu metode baru dalam menangani gangguan psikologis pada manusia yang berakar pada pandangan realistik tentang kodrat manusia. psikoterapi rational emotif sangat berbeda dari dua pandangan utama yang menjadi dasar hampir semua sistem psikoterapinya, yakni pandangan freud yang deterministik dan pesimistik, serta pandangan eksistensialis atau humanistik yang optimistik.

     Psikoterapi Rational-Emotif adalah salah satu diantara semua aliran psikoterapi yang menerima sepenuhnya kenyataan bahwa dilahirkan dengan tendensi-tendensi yang sangat memudahkannya untuk bertahan pada pola-pola tingkah laku disfungsional, untuk berpikir secara irrasional, untuk bertindak terlampau emosional atau kurang emosional, yang berjuang untuk memperoleh kesenangan-kesenangan sekarang dan bukan keuntungan pada masa yang akan datang (hedonis jangka pendek), untuk menjadi sangat defensif dalam perbuatan-perbuatan yang salah, untuk menjadi tegar dan dogmatis, untuk menylahkan diri sendiri dan orang-orang lain secara moralistik dan ilegal dan dengan demikian terbenam dalam semua kegiatan yang merugikan dirinya sendiri.

Konsep Utama

    Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian Albert Ellis, dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis. Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.

   Neurosis adalah hasil pemikiran dan tindakan yang tidak rational. gangguan emosi berakar umbi dari zaman kanak-kanak tetapi dikekalkan melalui indoktrinasi semula pada masa kini. sistem kepercayaan individu adalah penyebab atau puncak utama masalah emosi. kaidah saintifik dalan model ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Tujuan RET

    Untuk membantu orang hidup lebih lama, mengurangi gangguan emosional dan perilaku penakhlukan diri, dan mengaktualisasi dirinya sehingga mereka hidup dallam eksistensi yang lebihterpenuhi, berbahagia.

Teknik yang digunakan

     Terapis dapat secara aktif mempermasalahkan keyakinan yang irasional ini dengan pasien untuk tiba pada suatu daftar respons rasional alternatif, dan dapat menyuruh pasien untuk menguji ketepatan dari keyakinan ini secara in vivo. contohnya, anak umur belasan yang malu-malu yang yakin, "tidak ada gadis yang mau pergi dengan saya" dapat diinstruksikan untuk pergi ketaman setempat dan bertanya  pada 50 orang gadis dan melaporkan kembali apakah keyakinannya ini secara in vivo, bahwa tidak ada gadis yang mau keluar bersamanya adalah keyakinan yang benar. walaupun teknik in vivo seringkali disukai, khayalan emotif-rational juga dipergunakan.
dalam RET, tekhik yang efektif adalahh bermain peran, gambara image dan "menyerah perasaan mau".

Masalah masalah yang ditangani

    Depresi, anxietas, fobia, gangguan kepribadian, gangguan psikotik, masalah seksual dan relasional dan pelatihan keterampilan sosial

Referensi :
Residen bagian psikiatri UCLA. (1994) buku saku psikiatri. jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
Semium, Y. (2006). Kesehatan mental 3.Yogayakarta. Kanisius
Said, Malek. M. (2007). Mengurus khidmat bimbingan dan kaunseling sekolah. Kuala Lumpur. Pts professional Publishing

Minggu, 14 April 2013

Analisis Transaksional

Pengertian Analisis Transaksional

Analisis Transaksional adalah suatu pendekatan psikoteraputik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan sosial klinis. Cooper dan Turner (dalam Gilbert & Greene, 2008). Gagasan Eric Berne (1910-1970) merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi, menganalisis, dan mengubah saling pengaruh diantara manusia yang menekankan interaksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal (regulasi diri dan ekspresi diri)
Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal (intrapsikis) dengan interpersonal dan relasional. 

Tujuan Analisis Transaksional

1. Untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur (regulatory) situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan nyata.
2. Untuk mendorong orang menjadi otonom. menekankan spontanitas, keadaan langsung dengan orang lain dan meningkatkan kesadaran dan kenyataan.

Kategori kategori analisis transaksional

1. Keadaan Ego
memulai dengan mengkonstruksikan suatu skema yang akan mengorganisasikan dan mengklasifikasikan data kasar yang timbul selama kegiatan terapi. komponen dasar modelnya adalah "keadaan ego" yang didefinisikan sebagai realitas ego yang benar-benar dialami oleh seseorang secara mental dan fisik pada waktu tertentu.
2. Transaksi
karena keadaan ego merupakan struktur dasar kepribadian, manusia berinteraksi satu sama lain dari satu atau lebih keadaan ego trsebut. dan analisis dari transaksi transaksi trsebut memberikan pendekatan namanya.
3. Permainan
suatu urutan transaksi tersembunyi yang berlangsung melalui tahap-tahap yang didefinisikan dengan baik hingga suatu dampak yang dapat diramalkan 
4. Naskah
pesan-pesan naskah yang disampaikan dari keadaan ego anak pada orang tua kepada keadaan ego dikenal dengan keputusan-keputusan apabila keputusan-keputusan trsebut negatif dan izin apabila keputusan-keputusan trsebut positif
5. Gerakan dan lakon cerita
6. Posisi kehidupan dam
7. perintah dan keputusan ulang naskah

Tekhnik yang digunakan

Tekhnik-tekhniik yang biasa digunakan dalam AT ialah dengan cara mengkaji janji antara ahli dengan kaunselor. ahli diminta untuk menetapan yang hendak dicapai dalam kelompok dan semua ahli terlibat dalam proses ini. selain itu teknik lain juga digunakan seperti menganalisis struktur, menganalisis dalih, dan menganalisis skrip hidup. 

Kelebihan 

-Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
-Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.

Kekurangan 

-Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.
-Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya
-Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.

Referensi : 
Roberts, A.R dan Greene, G.J. (2008). buku pintar pekerja social. Jakarta: Gunung Mulia
Smith,L dan Raeper,W. (2000). Ide ide dari filsafat agama dulu dan sekarang. Yogyakarta: Kanisius
Rahman.A.AB.(2008). Perkhidmatan kaunseling pendekatan dalam himah berdakwah.Kuala lumpur: utusan publication & distributors